Kisah Sore-sore
Muram yang Sedikit Jenaka

Empat belas cerita pendek dalam buku ini berkisah tentang manusia-manusia pada fase hidup meredup, seredup sore hari yang hendak ditinggalkan mentari. Ada banyak hal yang bisa kau temui, mulai dari persiapan pesta hari kiamat, toko yang menjual kebahagiaan, minuman boba paling lezat sedunia, tanaman-tanaman yang gemar bergosip, sekelompok wartawan aneh, hingga orang-orang biasa yang senang mengutuk atau mengagumi sore hari.

TERBIT 2023

12

Penggalan
Sore

Slide 1
Sore ke-1
PENJUAL KEBAHAGIAAN
"Aku datang ke kota mencari nafkah dengan berjualan kebahagiaan. Setiap sore, selalu ada saja yang menanyakan kebahagiaan. Halo, kebahagiaannya masih ada? Harganya berapa? Bisa dikirim hari ini? tanya para pelangganku.”
slide2
Sore ke-2
UNEROTIC NEUROTIC
“Saya tak ingin mati ketika berpesta sore ini. Maka, saya pun menenggelamkan diri dalam sebuah buku berjudul Cara-cara Bertahan Hidup dalam Sebuah Pesta. Kalau tidak hati-hati, saya bisa saja mati karena berbagai macam bahaya yang sering muncul dalam sebuah pesta, seperti suara bising, orang asing, dan omong kosong.”
slide3
Sore ke-3
LANGIT ORANYE
“Ia seringkali membayangkan kematian. Apakah ada cahaya di ujung lorong atau hanya kegelapan yang panjang? Ngilu atau tidak? Tentu ia berharap tak perlu melihat dan merasakan apa-apa. Hidup sudah sulit, tak ada salahnya jika berharap kematian hadir dengan belas kasih.”
slide4
Sore ke-4
SEMESTA MERIAH
“Kunyalakan tv lalu kulihat pembawa berita mengabarkan telur gorengku yang terlalu asin dan kuning telurnya berantakan sekali. Nada suaranya terdengar iba, seakan-akan telur goreng buatanku adalah bencana nasional paling buruk yang pernah terjadi dalam satu dekade terakhir.”
slide5
Sore ke-5
RANDEVU
“Kami menginjakkan kaki pada masa di mana banyak hal menjadi layu. Intimasi. Adrenalin. Oksitosin. Kecupan selamat tidur. Genggaman tangan. Sanggama. Kulihat dia beberapa kali diam-diam bermasturbasi tanpaku, atau mungkin dia pernah melakukan hal-hal seperti itu dengan pria lain. Aku tak peduli.”
slide6
Sore ke-6
PESTA HARI AKHIR
“Bagaimana kalau ada yang mengabarimu bahwa sore ini bakal terjadi kiamat? Sangat mungkin jika banyak orang akan bersembunyi, menggelinding, atau terbirit-birit sejauh mungkin kalau kiamat nongol dan ugal-ugalan. Di sini, kiamat sudah dekat bukan sekadar ungkapan yang menakut-nakuti para pendosa ulung, tapi kiamat benar-benar akan terjadi.”
slide7
Sore ke-7
PERTEMUAN DI KAMAR MANDI
“Seiring berjalannya waktu, kita akan mengulangi kebosanan-kebosanan kita. Mengulangi kebencian kita, dan jika sudah tiba waktunya, kita akan mengulangi indahnya hari-hari di mana kita saling lupa bagaimana caranya memahami satu sama lain. Kita akan mengulangi indahnya saling mengabaikan satu sama lain.”
slide8
Sore ke-8
MESIN MANUSIA
“Di sini tak ada yang mati kelaparan, tapi tak sedikit orang gantung diri karena rasa bosan. Satu-satunya temanku yang kupunya juga menggantung diri dengan secarik kertas di atas tempat tidur yang bertuliskan: sepertinya aku bosan.”
slide9
Sore ke-9
PENGANTAR TIDUR
“Tentu saja hidup itu menyengsarakan, tapi kau membuat hidup terasa lebih ringan, dan aku masih bisa tersenyum di sela-sela penderitaan. Aku bahagia sebahagia Sisyphus yang jatuh cinta pada batu yang ia angkat setiap hari. Berkat kau.”
previous arrow
next arrow
Slide
Sore Ke-1
PENJUAL KEBAHAGIAAN

"Aku datang ke kota mencari nafkah dengan berjualan kebahagiaan. Setiap sore, selalu ada saja yang menanyakan kebahagiaan. Halo, kebahagiaannya masih ada? Harganya berapa? Bisa dikirim hari ini? tanya para pelangganku.”

Slide
Sore Ke-2
UNEROTIC NEUROTIC

“Saya tak ingin mati ketika berpesta sore ini. Maka, saya pun menenggelamkan diri dalam sebuah buku berjudul Cara-cara Bertahan Hidup dalam Sebuah Pesta. Kalau tidak hati-hati, saya bisa saja mati karena berbagai macam bahaya yang sering muncul dalam sebuah pesta, seperti suara bising, orang asing, dan omong kosong.”

Slide
Sore Ke-3
LANGIT ORANYE

“Ia seringkali membayangkan kematian. Apakah ada cahaya di ujung lorong atau hanya kegelapan yang panjang? Ngilu atau tidak? Tentu ia berharap tak perlu melihat dan merasakan apa-apa. Hidup sudah sulit, tak ada salahnya jika berharap kematian hadir dengan belas kasih.”

Slide
Sore Ke-4
SEMESTA MERIAH

“Kunyalakan tv lalu kulihat pembawa berita mengabarkan telur gorengku yang terlalu asin dan kuning telurnya berantakan sekali. Nada suaranya terdengar iba, seakan-akan telur goreng buatanku adalah bencana nasional paling buruk yang pernah terjadi dalam satu dekade terakhir.”

Slide
Sore Ke-5
RANDEVU

“Kami menginjakkan kaki pada masa di mana banyak hal menjadi layu. Intimasi. Adrenalin. Oksitosin. Kecupan selamat tidur. Genggaman tangan. Sanggama. Kulihat dia beberapa kali diam-diam bermasturbasi tanpaku, atau mungkin dia pernah melakukan hal-hal seperti itu dengan pria lain. Aku tak peduli.”

Slide
Sore Ke-6
PESTA HARI AKHIR

“Bagaimana kalau ada yang mengabarimu bahwa sore ini bakal terjadi kiamat? Sangat mungkin jika banyak orang akan bersembunyi, menggelinding, atau terbirit-birit sejauh mungkin kalau kiamat nongol dan ugal-ugalan. Di sini, kiamat sudah dekat bukan sekadar ungkapan yang menakut-nakuti para pendosa ulung, tapi kiamat benar-benar akan terjadi.”

Slide
Sore Ke-7
PERTEMUAN DI KAMAR MANDI

“Seiring berjalannya waktu, kita akan mengulangi kebosanan-kebosanan kita. Mengulangi kebencian kita, dan jika sudah tiba waktunya, kita akan mengulangi indahnya hari-hari di mana kita saling lupa bagaimana caranya memahami satu sama lain. Kita akan mengulangi indahnya saling mengabaikan satu sama lain.”

Slide
Sore Ke-8
MESIN MANUSIA

“Di sini tak ada yang mati kelaparan, tapi tak sedikit orang gantung diri karena rasa bosan. Satu-satunya temanku yang kupunya juga menggantung diri dengan secarik kertas di atas tempat tidur yang bertuliskan: sepertinya aku bosan.”

Slide
Sore Ke-9
PENGANTAR TIDUR

“Tentu saja hidup itu menyengsarakan, tapi kau membuat hidup terasa lebih ringan, dan aku masih bisa tersenyum di sela-sela penderitaan. Aku bahagia sebahagia Sisyphus yang jatuh cinta pada batu yang ia angkat setiap hari. Berkat kau.”

previous arrow
next arrow

behind the book

Inilah hal-hal yang, sengaja atau tidak, menemani proses
pembuatan buku Manusia Sore Hari

"Mungkin ada hampir 50 tanaman yang mengitari apartemen tempat saya bekerja. Mereka teman-teman baik yang tidak rewel."

- Sarkodit -

"Pembuatan ilustrasi Manusia Sore Hari jadi masa-masa awal saya bermain-main dengan iPad dan menemukan kesenangan di aplikasi Procreate. "

– Sarkodit -

"Entah kenapa, lilin dengan wangi vanila seakan mengingatkanku buat menulis dan tidak menunda-nundanya lagi."

– Anju -

"Saat mengerjakan ilustrasi Manusia Sore Hari, saya berbagi tempat dengan Abaw, si kucing gendut bermata kuning berbulu abu muda."

- Sarkodit -

“Entah berapa banyak donat kentang dan bolu wortel yang masuk ke perutku saat mengetik naskah buku ini.”

– Anju –

"Dalam beberapa waktu, menulis lebih mudah dengan bergelas-gelas shiraz, walaupun aku tahu hasilnya akan buruk."

– Anju -

"Aku hampir selalu mendengarkan musik saat menulis, salah satunya Miles Davis."

– Anju -

"Matahari yang redup hampir selalu berhasil membuatku melamun, kadang bisa menghasilkan cerita bagus, kadang tidak."

– Anju -

"Aku suka sekali toko buku kecil dan biasanya buku-buku dari Post Santa aku jadikan referensi atau teman di sela-sela menulis."

– Anju -

"Bandung yang hujan, kursi yang empuk, dan meja kerja yang lebar ini tempat karya-karya saya menemukan bentuknya."

– Sarkodit -

"Aku senang menyimpan bunga lili putih di meja kerja. Ia menenangkan meski beberapa orang melihatnya sebagai simbol kematian."

– Anju -

"Starbucks itu tempat yang paling sering saya kunjungi saat membuat ilustrasi buku ini sambil menikmati secuil kue dan teavana citrus mint ."

- Sarkodit -

PROFILE

Anju

Seorang pemalas dan terkadang menulis. Ia tersenyum ketika diberi bunga lili merah muda atau sebotol anggur murah. Sekarang ia tinggal di Jakarta bersama seekor kucing oranye yang kurang ramah. Manusia Sore Hari adalah kumpulan cerita pendek pertamanya. Temui ia di Instagram @anju_yra

Sarkodit

Ilustrator asal Bandung yang telah jatuh cinta pada ilustrasi semenjak kecil. Selain menggambar dan mengerjakan proyek ilustrasi, sekarang ia aktif menjaga tanaman-tanaman dalam pot kecilnya agar tetap hidup. Ia pun tengah menjadi ayah yang baik bagi enam kucing kesayangannya: Abaw, Uglen, Toto, Beth, Topaz, dan Riri. Selain itu, ia senang menikmati kolam renang dan bercangkir-cangkir chai tea hangat. Temui ia di Instagram @Sarkodit

Copyright Reserved

CONTACT